Derai-derai Cemara ~ Chairil Anwar
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam
aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah
Chairil Anwar
1949
Januari 26, 2008 at 5:43 am |
salam!
aku mau ngutip chairil anwar. dikit cuma, hanya bagian :sekarang aku aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi…
dan
hidup hanya menunda kekalahan
April 25, 2008 at 10:14 am |
ini puisi termasuk kategorim puisi2 terakhir chairil sebelum meninggal. i love it
September 6, 2008 at 1:04 pm |
aku mau koleksi chairil anwar…
mau jadikan rujukan…
boleh aku ambil sedikit?
November 25, 2008 at 11:56 am |
Aku ingat ketika kelas 3 SMA jurusan bahasa. Puisi ini dibahas bersama, sendu ternyata ya. Akhir hidup seorang penyair yang rapuh dan abu-abu. Puisi ini mengingatkan aku tentang sebuah ketegaran. Bersabar saat diberi ni’mat, bersyukur saat diberi ujian. i loph this poem
Januari 3, 2009 at 6:19 pm |
Aku kagum banget dengan chairil anwar, beliau adalah seorang penyair yang handal. Aku memang mempunyai cita-cita sebagai seorang penulis.
Mei 20, 2009 at 5:13 pm |
aku sangat salut & kagum dengan khairil anwar.